Y vs T : Productivity vs Innovation (Strategy Focus)


Transformasi pertama yang membedakan antara Yesterday dengan Tomorrow pada bidang teknik industri sesuai tulisan sebelumnya adalah perbedaan pada focus dari corporate strategy. Pada fase tradisional, fokus strategy diarahkan pada produktivitas, sedangkan pada fase tomorrow, fokus strategi diarahkan pada innovasi.

FASE : PRODUKTIVITAS (YESTERDAY)

Pada fase tradisional, fokus strategi adalah meningkatkan produktivity. Produktivity adalah ukuran pencapaian internal, yaitu bagaimana kita dapat mengotimisasi sistem, dimana sistem berkeja mencapai tujuan dengan asumsi bahwa semua variabel di luar sistem tidak berubah. Dengan pandangan ini, maka optimisasi yang dilakukan adalah optimisasi internal yaitu meningkatkan efesisiensi waktu dan biaya dari proses.

Dalam sudut pandang Knowledge management, kondisi organisasi seperti ini adalah memandang pengetahuan sebagai Knowledge as Stock, artinya, dengan pengulangan secara bekelanjutan dengan target pengetahaun yang sama, maka tingkkatan pengetahuan yang tinggi dapat diperoleh dengan terus melakukan pembelajaran.

Dalam konten learning organization, productivity dapat dilihat sebagai learning tingkat pertama, yaitu proses learning dalam rangka mencapai target. disini target tidak berubah. Target pada learning tingkat pertama ini dapat dipandang sebagai produktivity dalam konten fase tradisional.

FASE : INNOVASI (TOMORROW)

Lingkungan sudah mempengaruhi aktivitas internal yang dilakukan oleh sistem atau perusahaan. Pengaruh lingkungan ini di dalamnya termasuk pengaruh pesaing, pelanggan, regulasi, pengaruh trend, dan pengaruh lingkungan yang lain. Intinya adalah pasar bisa memberikan reaksi dan perubahan, sehingga jika perusahaan ingin terus bertahan, maka perusahaan harus ber-respon terhadap perubahan pasar, bahkan jika memungkinkan, perusahaan dapat merekayasa perilaku pasar sesuai perilaku yang diinginkan.

Seberapa cepat perusahaan bereaksi, adalah seberapa cepat pegawai dan seluruh orang di perusahaan berubah. Perubahan di level pegawai harus diikuti dengan perubahan di tingkat operasi. Perubahan tidaklah selalu mudah dan cepat, sehingga terkadap optimisasi satu perubahan belum di peroleh, sudah dihadapkan dengan perubah yang baru lagi.

Apa yang harus dilakukan perusahaan pada fase seperti ini, adalah dengan melakukan inovasi dan perubahan secara terus – menerus, namun tetap memberikan nilai bagi pelanggan. faktor kecepatan menjadi penting pada fase ini. Kecepatan dimaksud adalah kecepatan mengeksekusi ide menjadi produk atau jasa yang bisa langsung dirasakan oleh pelanggan.

Innovasi tidak ada jika tidak ada nilai tambah. Yang harus dilakukan adalah bagaiamana menghasilkan nilai tambah baik berupa nilai baru, nalai lama yang ditambahkan, ataupun gabunngan dari beberapa nilai. Intinya, adalah buku pada seberapa optimal proses, namun seberapa cepat melakukan innovasi, dan seberapa cepat inovasi tersebut dirasakan oleh pasar. Disinilah dibutuhkan agilitas baik ditingkat pegawai, tingkat proses, maupun tingkat pengelolaan.

Perubahan yang dapat dilihat adalah perubahan fokus pada proses bisnis menjadi perubahan fokus pada manajemen proyek, dimana ide baru dibuat dalam tim – tim kerja dan bersifat sebagai proyek. ini dapat dipahami jika perubahan yang satu belum sempat distandarisasi menjadi optimum bisnis proses, sudah dihadapkan kembali pada perubahan berikutnya. ini membuat setiap perubahan seperti sebuah proyek. kesiapan sumber daya manusia menjadi sangat penting, baik ditingkat kapasitas kemampuan, maupun kerjasama (softskill).

KESIMPULAN

Dari sisi corporate strategi, terjadi pergeseran dari optimisasi sistem menjadi perubahan sistem. perubaha sistem yang terbaik adalah dengan membentuk distributed sistem, dimana setiap sub sistem dari distributed system terdidri dari para pakar dibidangnya, sehingga tiap perubahan dan innovasi yang diterapkan dapat dijalankan dengan professional dan kooperatif. Dalam fokus innovasi, 2 hal yang menentukan adalah : 1) Expertise, 2) Co-operation.


Leave a Reply