Six Sigma And Lean (How to See)


Six Sigma dan Lean Manufacturing adalah kombinasi pemikiran eropa, amerika, dan jepang. Keduanya merupakan hasil dari proses panjang berbasis pendekatan ilmiah tentang bagaimana mengelola sistem enterprise guna mencapai sukses dalam bisnis. Untuk memperoleh satu kesatuan pandangan tentang Six Sigma dan Lean, maka kita tidak dapat melihat hanya dari sisi alat – alat kerjanya saja, prinsip – prinsipnya saja, atau metode dan dan pendekatan saja. Untuk memperoleh gambaran yang utuh, kita membutuhkan setidaknya tiga cara pandang, yaitu cara pandang Filosofis, cara pandang Manajemen, dan cara pandang Teknis.

Cara Pandang Filosofis

Secara filosofis, Six Sigma dan lean adalah sistem yang dapat membuat pelanggan tersenyum, proses bagus, dan ujung – ujungnya adalah income atau profit perusahaan didapatkan. Jadi secara filosofis, Six Sigma dan Lean adalah instrumen enterprise untuk mencapai tujuan stakeholder dan shareholder secara bersama – sama, dimana instrumen tersebut berbasiskan pendekatan ilmiah.

Secara filosofis, Six Sigma dan Lean juga dapat dipandang sebagai strategi pengembangan yang bersifat Continues Improvement. Continues improvement adalah sebuah budaya. CI merupakan kebiasaan sehari -hari perusahaan mulai dari tingkat pekerja sampai pada pimpinan. Budaya dimaksud adalah budaya yang concern pada apa yang dihasilan, bagaimana menghasilkan, dan bagaimana gap yang dihasilkan dapat dihilangkan.

Cara Pandang Manajemen

Cara pandang manajemen lebih pada metodologi dan proses. Dalam perspektif manajemen, Six Sigma dan Lean adalah metode dan proses menjalankan dan memperbaiki bagaimana perusahaan atau enterprise beroperasi. Pada Six Sigma kita mengenal metode DMAIC (Define, Measure, Analysis, Improve, Control). Ini merupakan proses berkelanjutan dalam memperbaiki mutu perusahaan. Pada Lean, kita mengenal semangat KAIZEN yaitu bagaimana memperbaiki proses dan mutu secara berkelanjutan. Baik Six Sigma maupun Lean, mengajarkan manajemen untuk memperbaiki dan mengembangkan kapasistas, kualitas, proses, dan enterprise secara umum dengan langkah – langkah kerja yang bertahap.

Cara Pandang Teknis

Secara teknis, Six Sigma dan Lean adalah perangkat tools, alat ukur, dan best practice yang perlu diterapkan sesuai dengan konteks pekerjaan yang dijalankan.

Six Sigma mengenal Tools seperti FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Voice of Customer (VOC), Critical to Quality (CTQ), Control Chart, Benchmarking, Brainstroming, Causes and Effect, Design of Experiment, Thaguci, 5W, Quality Tools, dan alat – alat bantu lainnya.

Pada Lean kita mengenal KANBAN, 5S, Balancing Process, Just In Time, Customer First, dan alat bantu lainnya.

KESIMPULAN

1. Pada akhirnya, baik Lean maupun Six Sigma adalah instrumen yang melekat dalam budaya Enterprise untuk selalu

  • Customer Focus
  • Continues Improvement Focus
  • Quality Focus (Minimize or Zero Defect or Waste)
  • Cost Focus (Minimize the Cost), baik biaya produksi, biaya pengelolaan, dan biaya kualitas

2. Tujuan akhir adalah

  • Customer Satisfaction
  • Maturity Process
  • Profit

3. Dasar pendekatannya adalah metode ilmiah dengan mengedepankan analisis dan sintesis berdasarkan data dan fakta.

4. Pelaku utamanya adalah seluruh organisasi mulai dari tingkat pegawai sampai pimpinan. Ini menunjukkan bahwa Lean dan Six Sigma adalah karakter organisasi, dan untuk membangun itu butuh waktu dan kepemimpinan yang kuat.

 


Leave a Reply